Jumat, 17 Agustus 2012

TETAP SEMANGAT

TETAP SEMANGAT
(Yosua 14:6-15)
Oleh: Petrus Apri P.
AT        : Aku tetap mengikut Tuhan Allahku dengan sepenuh hatiku.
AK        : Kita harus mengikut Tuhan dengan sepenuh hati kita, karena Tuhan telah memelihara hidup kita.
Tujuan : Agar jemaat mengikut Tuhan dengan segenap hatinya, sebab Alah telah memelihara dan menyelamatkan kita.
Ilustrasi.
Ada dua orang yang mengadakan perjalanan bersama. Mereka membawa seekor keledai untuk mengangkut barang-barang mereka, sebuah obor untuk menerangi jalan di waktu malam, dan seekor ayam, yang merupakan teman keledai itu. Ayam itu duduk di kepala keledai sepanjang perjalanan.
Salah seorang di antaranya sangat saleh, sedangkan seorang yang lainnya tidak percaya pada Tuhan. Sepanjang jalan mereka sering berbincang-bincang tentang Tuhan. "Tuhan itu sangat baik," kata orang yang pertama.
"Kita akan lihat jika pendapatmu itu bisa bertahan dalam perjalanan ini," kata orang yang kedua.
Menjelang petang, mereka tiba di sebuah desa kecil, dan mereka mencari tempat bermalam. Meskipun mereka sudah mencari ke sana kemari, tapi tidak seorang pun menerima mereka. Dengan berat hati mereka meneruskan perjalanan sampai keluar kota itu, dan mereka memutuskan tidur di sana.
"Saya pikir kamu tadi bilang bahwa Tuhan itu baik," kata orang kedua dengan sinis.
"Tuhan telah memutuskan bahwa di sinilah tempat bermalam kita yang terbaik," jawab temannya.
Mereka memasang tempat tidur mereka di bawah sebuah pohon yang besar, di samping jalan menuju ke desa tadi, lalu mengikat keledai mereka lima meter dari tempat tidur mereka. 
Ketika mereka mau menyalakan obor, tiba-tiba terdengar suara gaduh. Seekor singa menerkam keledai mereka hingga mati dan menyeretnya untuk dimakan. Dengan segera kedua orang itu memanjat pohon agar selamat.
"Kamu masih bilang bahwa Tuhan itu baik?" kata orang yang kedua dengan marah.
"Jika singa itu tidak menerkam keledai kita, ia tentunya menyerang kita. Tuhan memang baik," jawab orang yang pertama.
Beberapa saat kemudian terdengar jeritan ayam mereka. Dari atas pohon, mereka bisa melihat bahwa seekor kucing liar telah menerkam ayam mereka dan menyeretnya ke sana kemari.
Sebelum orang kedua sempat berkata sesuatu, orang yang pertama mengatakan, "Jeritan ayam itu sekali lagi menyelamatkan kita. Tuhan itu baik."
Beberapa menit kemudian hembusan angin kencang memadamkan obor mereka, yang merupakan satu-satunya penghangat badan mereka di malam yang kelam itu.
Sekali lagi orang yang kedua mengejek temannya. "Tampaknya kebaikan Tuhan terus bekerja sepanjang malam ini," katanya. Kali ini, orang yang pertama diam saja.
Pagi hari berikutnya kedua orang itu kembali menuju desa itu untuk mencari makanan. Mereka segera mendapati bahwa segerombolan besar perampok telah menyerang desa itu semalam dan merampok seluruh desa itu.
Mengetahui hal ini orang yang pertama berkata, "Akhirnya menjadi jelas bahwa Tuhan itu memang sangat baik. Seandainya kita bermalam di desa ini, maka kita pasti sudah dirampok bersama seluruh desa ini. Seandainya angin tidak memadamkan obor kita, maka para perampok itu, yang pasti melewati jalan di dekat tempat kita tidur , akan melihat kita dan merampok barang-barang kita. Jelas, Tuhan itu baik."
Saudara-saudara hendaklah kita mengikut Tuhan dengan sepenuh hati kita, sebab Allah telah memelihara hidup kita.
Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan tidak memelihara hidup kita,saudara-saudara?
Kita telah membaca Yosua 14:6-15, siapakah Kaleb itu?
1.      Kaleb adalah pemimpin bani Yehuda (Kel14:6)
2.      Kaleb adalah 1 dari 12 pengintai yang dikirim Musa ke tanah Kanaan (Bil 13:6)
3.      Kaleb adalah anak dari Yefune, orang Kenas( Kel 14:6)
sudahkah saudara-saudara tahu kenapa Kaleb di sebut orang Kenas, bukan seperti yang lain tidak disebut orang mana mereka? Mungkin saudara-saudara ada yang berpikir, ya memang Kaleb bukan berasal dari Israel.... benar saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Kaleb bukan orang Israel asli, dia berasal dari suku Edom yakni suku dari Esau kakak Yakub.mari kita lihat di Kejadian 36:11, 15, 42. Di situ kita lihat bahwa Kenas ialah kerturunan dari Esau. Walaupun dia bukan berasal dari orang Israel asli, dia mendapat kasih karunia Allah karena dia mengikuti Tuhan Allah dengan sepenuh hatinya(ayt. 8b). Apa yang bisa kita pelajari dari Kaleb dan mengapa Allah berkenan kepada Kaleb?
1.      Jangan pernah lupakan kasih karunia Tuhan dalam hidupmu (Yos 14:6,13,14).
Kaleb tidak pernah melupakan kasih karunia Allah kepadanya, meskipun dia bukan berasal dari keturunan yang memegang perjanjian dia tetap menerima janji Tuhan yang diberikan kepada orang Israel. Allah melihat kesetian Kaleb terlebih lagi saat mereka pertama kali mengintai tanah Kanaan, dari 12 orang yang mengintai hanya Kaleb dan Yosua yang masih tinggal dan Allah menjanjikan kepada mereka bahwa hanya mereka yang masuk ke tanah Kanaan dari 12 orang pengintai itu, bahkan Musa pun tidak diperkenankan Allah untuk masuk ke tanah Kanaan. Kelab menyadari benar kasih karunia Allah dalam hidupnya sehingga dia berani berkata :”Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”(Bil 13:30b).
Dia tahu dia bukan orang yang mendapat bagian dalam tanah perjanjian itu, namun dia sangat yakin dengan pemeliharaan dan kasih karuni Allah. Sama seperti halnya dengan Kaleb yang sebenarnya berada di luar perjanjian namun Allah membuat dia ikut masuk dalam perjanjian itu, demikian sebenarnya kita tidak layak untuk menerima perjanjian keselamatan dari Allah, Yesus lah yang melayakkan kita untuk bisa masuk ke dalam perjanjian keselamatan Allah itu. Oleh kasih karunialah kita mendapat keselamatan di dalam Yesus dan masuk ke dalam perjanjian-Nya. Apa lagi yang dapat kita pelajari dari Kaleb?
2.      Tuhan memelihara kehidupan orang yang setia mengikut Tuhan dengan sepenuh hati.
Kita tahu saudara-saudara bahwa Kaleb bukan dari keturunan orang Israel, namun ia mengikut Tuhan dengan sepenuh hatinya, meskipun orang Israel sendiri kadang meragukan penyertaan Tuhan. Kaleb menunggu 45 tahun untuk menerima janji Allah, dia tetap setia menunggu. Bahkan Ia merebut sendiri tanah yang dijanjikan Allah kepadanya meskipun umurnya sudah 85 tahun. Dia tetap semangat karena dia tahu bahwa Tuhan tetap menyertai dia. Dia menyadari pemeliharaan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan orang yang sepenuh hati mengikuti-Nya. Dia percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya, dia juga tahu kalau tanah yang akan dia rebut di tempati oleh raksasa-raksasa. Saudara-saudara sekarang berumur berapa? Masihkah kita berkata :”kekuatanku sekarang masih sama dengan 35/30 tahun yang lalu?”. Saudara-saudara, ketika kita sudah tua kebanyakan dari kita berkata, bahwa kita tidak mempunyai kekuatan yang sama pada waktu kita masih muda.
Kita sering mangeluh kecapekan jika melakukan pekerjaan yang agak berat. Pak Solomon berkata :”naik ke sorga lebih mudah daripada ikut SSO”, karena tangga SSO cukup tinggi dan kebanyakkan yang datang juga kakek-kakek dan nenek-nenek, ketika mereka naik tangga untuk bisa sampai ke ruangan tempat latihan, kakek-kakek dan nenek-nenek itu sudah ngosngosan karena kecapekan. Tenaga kita sangat berbeda jauh dibandingkan dengan waktu kita masih muda. Namun, Kaleb berkata :”pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan keluar masuk.”(ayat 11).
Saudara-saudara kita belajat dari kaleb yang tetap semangat meskipun sudah tua. Dia tetap setia kepada Tuhan dan mengikuti dengan sepenuh hatinya. Meskipun dia bukan berasal dari orang yang berhak mendapatkan tanah perjanjian, namun dia tetap setia kepada Tuhan dan Tuhan memberi dia sebagian dari tanah perjanjian yang dijanjikan kepada bangsa Israel. Demikian juga dengan kita, kita yang sebenarnya tidak berhak mendapat perjanjian keselamatan dari Allah, namun oleh karena Yesus kita layak mendapat janji keselamatan itu. Yesus lah yang melayakkan kita untuk menerima janji itu, sebab Ia telah menanggung segala dosa kita di atas kayu salib.