Jumat, 17 Agustus 2012

TETAP SEMANGAT

TETAP SEMANGAT
(Yosua 14:6-15)
Oleh: Petrus Apri P.
AT        : Aku tetap mengikut Tuhan Allahku dengan sepenuh hatiku.
AK        : Kita harus mengikut Tuhan dengan sepenuh hati kita, karena Tuhan telah memelihara hidup kita.
Tujuan : Agar jemaat mengikut Tuhan dengan segenap hatinya, sebab Alah telah memelihara dan menyelamatkan kita.
Ilustrasi.
Ada dua orang yang mengadakan perjalanan bersama. Mereka membawa seekor keledai untuk mengangkut barang-barang mereka, sebuah obor untuk menerangi jalan di waktu malam, dan seekor ayam, yang merupakan teman keledai itu. Ayam itu duduk di kepala keledai sepanjang perjalanan.
Salah seorang di antaranya sangat saleh, sedangkan seorang yang lainnya tidak percaya pada Tuhan. Sepanjang jalan mereka sering berbincang-bincang tentang Tuhan. "Tuhan itu sangat baik," kata orang yang pertama.
"Kita akan lihat jika pendapatmu itu bisa bertahan dalam perjalanan ini," kata orang yang kedua.
Menjelang petang, mereka tiba di sebuah desa kecil, dan mereka mencari tempat bermalam. Meskipun mereka sudah mencari ke sana kemari, tapi tidak seorang pun menerima mereka. Dengan berat hati mereka meneruskan perjalanan sampai keluar kota itu, dan mereka memutuskan tidur di sana.
"Saya pikir kamu tadi bilang bahwa Tuhan itu baik," kata orang kedua dengan sinis.
"Tuhan telah memutuskan bahwa di sinilah tempat bermalam kita yang terbaik," jawab temannya.
Mereka memasang tempat tidur mereka di bawah sebuah pohon yang besar, di samping jalan menuju ke desa tadi, lalu mengikat keledai mereka lima meter dari tempat tidur mereka. 
Ketika mereka mau menyalakan obor, tiba-tiba terdengar suara gaduh. Seekor singa menerkam keledai mereka hingga mati dan menyeretnya untuk dimakan. Dengan segera kedua orang itu memanjat pohon agar selamat.
"Kamu masih bilang bahwa Tuhan itu baik?" kata orang yang kedua dengan marah.
"Jika singa itu tidak menerkam keledai kita, ia tentunya menyerang kita. Tuhan memang baik," jawab orang yang pertama.
Beberapa saat kemudian terdengar jeritan ayam mereka. Dari atas pohon, mereka bisa melihat bahwa seekor kucing liar telah menerkam ayam mereka dan menyeretnya ke sana kemari.
Sebelum orang kedua sempat berkata sesuatu, orang yang pertama mengatakan, "Jeritan ayam itu sekali lagi menyelamatkan kita. Tuhan itu baik."
Beberapa menit kemudian hembusan angin kencang memadamkan obor mereka, yang merupakan satu-satunya penghangat badan mereka di malam yang kelam itu.
Sekali lagi orang yang kedua mengejek temannya. "Tampaknya kebaikan Tuhan terus bekerja sepanjang malam ini," katanya. Kali ini, orang yang pertama diam saja.
Pagi hari berikutnya kedua orang itu kembali menuju desa itu untuk mencari makanan. Mereka segera mendapati bahwa segerombolan besar perampok telah menyerang desa itu semalam dan merampok seluruh desa itu.
Mengetahui hal ini orang yang pertama berkata, "Akhirnya menjadi jelas bahwa Tuhan itu memang sangat baik. Seandainya kita bermalam di desa ini, maka kita pasti sudah dirampok bersama seluruh desa ini. Seandainya angin tidak memadamkan obor kita, maka para perampok itu, yang pasti melewati jalan di dekat tempat kita tidur , akan melihat kita dan merampok barang-barang kita. Jelas, Tuhan itu baik."
Saudara-saudara hendaklah kita mengikut Tuhan dengan sepenuh hati kita, sebab Allah telah memelihara hidup kita.
Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan tidak memelihara hidup kita,saudara-saudara?
Kita telah membaca Yosua 14:6-15, siapakah Kaleb itu?
1.      Kaleb adalah pemimpin bani Yehuda (Kel14:6)
2.      Kaleb adalah 1 dari 12 pengintai yang dikirim Musa ke tanah Kanaan (Bil 13:6)
3.      Kaleb adalah anak dari Yefune, orang Kenas( Kel 14:6)
sudahkah saudara-saudara tahu kenapa Kaleb di sebut orang Kenas, bukan seperti yang lain tidak disebut orang mana mereka? Mungkin saudara-saudara ada yang berpikir, ya memang Kaleb bukan berasal dari Israel.... benar saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Kaleb bukan orang Israel asli, dia berasal dari suku Edom yakni suku dari Esau kakak Yakub.mari kita lihat di Kejadian 36:11, 15, 42. Di situ kita lihat bahwa Kenas ialah kerturunan dari Esau. Walaupun dia bukan berasal dari orang Israel asli, dia mendapat kasih karunia Allah karena dia mengikuti Tuhan Allah dengan sepenuh hatinya(ayt. 8b). Apa yang bisa kita pelajari dari Kaleb dan mengapa Allah berkenan kepada Kaleb?
1.      Jangan pernah lupakan kasih karunia Tuhan dalam hidupmu (Yos 14:6,13,14).
Kaleb tidak pernah melupakan kasih karunia Allah kepadanya, meskipun dia bukan berasal dari keturunan yang memegang perjanjian dia tetap menerima janji Tuhan yang diberikan kepada orang Israel. Allah melihat kesetian Kaleb terlebih lagi saat mereka pertama kali mengintai tanah Kanaan, dari 12 orang yang mengintai hanya Kaleb dan Yosua yang masih tinggal dan Allah menjanjikan kepada mereka bahwa hanya mereka yang masuk ke tanah Kanaan dari 12 orang pengintai itu, bahkan Musa pun tidak diperkenankan Allah untuk masuk ke tanah Kanaan. Kelab menyadari benar kasih karunia Allah dalam hidupnya sehingga dia berani berkata :”Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”(Bil 13:30b).
Dia tahu dia bukan orang yang mendapat bagian dalam tanah perjanjian itu, namun dia sangat yakin dengan pemeliharaan dan kasih karuni Allah. Sama seperti halnya dengan Kaleb yang sebenarnya berada di luar perjanjian namun Allah membuat dia ikut masuk dalam perjanjian itu, demikian sebenarnya kita tidak layak untuk menerima perjanjian keselamatan dari Allah, Yesus lah yang melayakkan kita untuk bisa masuk ke dalam perjanjian keselamatan Allah itu. Oleh kasih karunialah kita mendapat keselamatan di dalam Yesus dan masuk ke dalam perjanjian-Nya. Apa lagi yang dapat kita pelajari dari Kaleb?
2.      Tuhan memelihara kehidupan orang yang setia mengikut Tuhan dengan sepenuh hati.
Kita tahu saudara-saudara bahwa Kaleb bukan dari keturunan orang Israel, namun ia mengikut Tuhan dengan sepenuh hatinya, meskipun orang Israel sendiri kadang meragukan penyertaan Tuhan. Kaleb menunggu 45 tahun untuk menerima janji Allah, dia tetap setia menunggu. Bahkan Ia merebut sendiri tanah yang dijanjikan Allah kepadanya meskipun umurnya sudah 85 tahun. Dia tetap semangat karena dia tahu bahwa Tuhan tetap menyertai dia. Dia menyadari pemeliharaan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan orang yang sepenuh hati mengikuti-Nya. Dia percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya, dia juga tahu kalau tanah yang akan dia rebut di tempati oleh raksasa-raksasa. Saudara-saudara sekarang berumur berapa? Masihkah kita berkata :”kekuatanku sekarang masih sama dengan 35/30 tahun yang lalu?”. Saudara-saudara, ketika kita sudah tua kebanyakan dari kita berkata, bahwa kita tidak mempunyai kekuatan yang sama pada waktu kita masih muda.
Kita sering mangeluh kecapekan jika melakukan pekerjaan yang agak berat. Pak Solomon berkata :”naik ke sorga lebih mudah daripada ikut SSO”, karena tangga SSO cukup tinggi dan kebanyakkan yang datang juga kakek-kakek dan nenek-nenek, ketika mereka naik tangga untuk bisa sampai ke ruangan tempat latihan, kakek-kakek dan nenek-nenek itu sudah ngosngosan karena kecapekan. Tenaga kita sangat berbeda jauh dibandingkan dengan waktu kita masih muda. Namun, Kaleb berkata :”pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan keluar masuk.”(ayat 11).
Saudara-saudara kita belajat dari kaleb yang tetap semangat meskipun sudah tua. Dia tetap setia kepada Tuhan dan mengikuti dengan sepenuh hatinya. Meskipun dia bukan berasal dari orang yang berhak mendapatkan tanah perjanjian, namun dia tetap setia kepada Tuhan dan Tuhan memberi dia sebagian dari tanah perjanjian yang dijanjikan kepada bangsa Israel. Demikian juga dengan kita, kita yang sebenarnya tidak berhak mendapat perjanjian keselamatan dari Allah, namun oleh karena Yesus kita layak mendapat janji keselamatan itu. Yesus lah yang melayakkan kita untuk menerima janji itu, sebab Ia telah menanggung segala dosa kita di atas kayu salib.

Selasa, 31 Juli 2012

KITAB MIKHA


KITAB MIKHA
v   Penulisan (Petrus).
Menurut tradisi Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab. Rentang waktu penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan raja Hizkia.[1] Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya sedikit pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.[2]
Apabila Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM[3] dan merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi, ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.
v   Tema (Leni).
·      Hukuman dan keselamatan Mesias
Penjelasanya: dalam kitab ini menjelaskan bahwa Mikha bernubuat mengenai juruslamat itu ialah Kristus yang akan datang, menjadi seorang pemimpin dan seorang gembala. Kristus di lahirkan bagi orang-orang Israel dan Yehuda.
Mikha juga bernubuat mengenai penghukuman  kepada orang-orang yang tidak hidup takut akan Tuhan (Ul. 10: 12-13).[4]
·      Sang Pelepas
Penjelasan: Di dalam pasalnya 5:1-8 tidak disebut sebagai “Raja” tetapi sebagai “seorang yang akan memerintah”. Jadi Tuhan bermaksud untuk menyediakan seorang pelepas sesudah hukuman yang di perlukan terlaksana seluruhnya (5: 2). Mikha sedang membicarakan raja ideal dari keturunan Daud yang buasanya di sebut sebagai Mesias dan Mikha berbicara mengenai raja pelepas yang akan menjadi alat Tuhan untuk menyelamatkan Israel dari musuh-musuhnya. [5]
v   Latarbelakang (Ilvana).
Latarbelakang Kitab Mikha ini yaitu tentang keadaan zaman politik di kota-kota kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda. Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar 40 kilometer barat daya Yerusalem.[6] Dikatakan walaupun Mikha tinggal di luar kota, akan tetapi ia mengetahui tentang korupsi yang terjadi pada kedua kerejaan tersebut.  Oleh karena itu ia memperingatkan Samaria  ( ibu kota kerajaan Israel  ) dan Yerusalem ( ibu kota kerajaan  Yehuda ) bahwa Tuhan akan menghukum kejahatan yang sudah lama dilakukan di tempat-tempat itu ( 1:6 dst 4: 10 ) Mikha juga memperhatikan keadaan sosial pada waktu itu, dimana adanya penindasan yang dilakukan orang kaya kepada masyarakat umum ( 2:1-2 ; 6: 11-12 ), juga ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa yang seharusnya mempertahankan hukum dan kebenaran ( 3: 9-10 ), dan di bidang keagaman sudah terjadi kemerosotan yang benar ( 3: 11 ). [7]
Sedangkan Yesaya, rekannya di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional, Mikha adalah nabi pedesaan yang mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap. Ia berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan kejatuhan Israel dan ibu kotanya Samaria (Mi 1:6-7) dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu kotanya, Yerusalem (Mi 1:9-16; Mi 3:9-12).
Nabi Mikha adalah sahabat dari dari Nabi Yesaya, Yesaya mengatakan bahwa Nabi Mikha adalah Nabi yang terpercaya dan pahlawan kebenaran yang perkasa ( orang Moresyet ). Dalam tulisannya yang pendek nabi Mikha memberitahukan, bahwa ia bernubuat “ pada zaman Yotam, dan Ahaz, dan Hizkia raja Yehuda “. Yaitu berarti bahwa ia sezaman dengan Nabi Yesaya. Meskipun mereka sama-sama bekerja pada zaman pemerintahan ketiga raja Yehuda, yesaya bekerja lebih dulu dari pada Mikha, yaitu dimulai dari zaman Yuzia. “  Mikha “  berarti “ siapa yang sama dengan Yahweh ? “ ia mengakhiri bukunya dengan pernyataan kepada Allah “ siapakah Allah yang seperti engkau ? “. Ia adalah orang moresyet, suatu tempat kecil ditanah Yehuda, didekat Gad pada perbatasan dengan tanah Filistin. Ia adalah nabi kerajaan orang Yehuda,  yang menjadi pusat pekerjaan dan amanatnya adalah Yerusalem, walaupun kadang-kadang ia menyebut Samaria juga. [8]
v   Tujuan (Rosalia).
Beberapa pandangan mengenai tujuan dari kitab Mikha adalah:
·      Menurut wikipedia, tujuan kitab ini adalah mengungkapkan kebencian terhadap korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh Yerusalem dan para pemimpinnya. Nabi Mikha melihat kesalahan-kesalahan sosial yang terjadi dan merasa kasihan pada penderitaan orang-orang miskin.[9]
·      Menurut sabda tujuannya adalah Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1). Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan mereka yang menyolok. Jadi, kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.[10]
·      Pesan dari Kitab Mikha adalah campuran kompleks penghakiman dan harapan. Di satu sisi, nubuat mengumumkan penghakiman atas Israel karena kejahatan sosial, kepemimpinan yang korup dan penyembahan berhala. Penilaian ini diharapkan akan berujung pada kehancuran Samaria dan Yerusalem. Di sisi lain, buku ini menyatakan bukan hanya pemulihan bangsa, tetapi transformasi dan peninggian Israel dan Yerusalem. Pesan-pesan harapan dan kehancuran tidak selalu bertentangan, namun, karena pemulihan dan transformasi terjadi hanya setelah penghakiman.[11]
·      Tujuan Mikha secara tertulis adalah untuk menunjukkan bahwa produk Yehuda diperlukan hubungan perjanjian kepada Tuhan adalah menjadi keadilan dan kekudusan. Fokus pada keadilan Tuhan adalah untuk mengingatkan orang bahwa Allah akan menghakimi mereka karena dosa mereka dan ketidaktaatan (bab 1-3) tetapi dia akhirnya akan mendirikan sebuah kerajaan yang raja akan memerintah menurut kebenaran (bab 4-5). Dia meyakinkan Israel dan Yehuda dari dosa mereka (dalam gugatan 6-7) dan kalimat mereka untuk penilaian.[12]
·      Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, Maksud dan tujuan Mikha menulis kitab ini adalah teguran, agar setiap orang dan khususnya umat pilihan Allah sadar akan setiap konsekuensi yang harus ditanggung akibat dari dosa yaitu hukuman dari Allah. Walaupun Allah telah menghukum umat pilihan-Nya namun Allah juga menyediakan pembebas bagi mereka, janji keselamatan, penolong yaitu Yesus ( dalam nubuatnya di pasal 5:1) yang berpusat pada kedatangan Mesias.
v   Ajaran (Putra).
Dalam buku menggali isi Alkitab, Tidak banyak yang dapat diketahui buku ini tentang Mikha, kecuali dari singkatan khotbahnya, tapi yang jelas Mikha adalah nabi di kerajan Yehuda. Pasal 1-3 memberitakan suatu ancaman karena dosa, pasal 4-5 berisi kabar sukacita, yakni berkat yang akan dianugrahkan kepada bangsa Israel kelak. Pasal 6-7 berisi nasehat-nasehat yang mendorong supaya bertobat.
Berarti, kita dapat memperoleh urutan amanat yang jawabanya logis,
1.       Amanat hukuman yang mengancam
2.       Janji pemberkatan defenitif
3.       Nasihat supaya bertobat sekarang juga.
Setiap masing-masing khotbah nya dimulai dengan perkataan “dengarlah”.
-          Perhatikanlah cara Tuhan menghadapi bangsa Ibrani. Mikha hanya menunjukan kata-katanya kepada penduduk; suatu wilayah yang tidak lebih besar dari pulau Timor (daerah kupang),. Tapi, dalam psl 1:2dan6:1,2 ia menyuruh segala bangsa, segala gunung, dan segala bukit, supaya semua mendengarkannya “dalam alkitab gunung dan bukit menjadi kerajan”. Nabi Mikha sadar bahwa bangsanya telah mengikat perjanjian dengan Tuhan, sehingga cara Tuhan memerintah bangsa itu boleh dijadikan teladan bagi semua bangsa dan segala abad, apabila Israel tetap setia. Ini merupakan peringatan yang baik sekali bagi segala bangsa dewasa ini.
-          Pemerintah yang palsu dan pemerintah yang benar di dalam Kristus. Tuhan menganugrahkan kekuasaan kepada [emerintah di dunia. Fakta ini jelas dilihat Mikha dalam perlakuan Tuhan terhadap bangsa-bangsa, maka ia menunjukan perkataanya kepada penghulu, imam-imam dan nabi-nabi, selaku orang yang diserahkan kewibawaan oleh Tuhan. Tanggung jawab mereka tidak terhingga besarnya. Pada pasal 3 Mikha mengecam keras pemerintah palsu, sedang dalam pasal 5 ia memuji pemerintah yang benar yang akan datang. Kristus itulah pemerintah yang sejati. Mikha menyelidiki bahwa pangkal susahnya masyarakat karena pemerintah yang korupsi. Semoga hal ini di camkan benar-benar oleh semua pemerintah dewasa ini!
-          Keterangan nabi Mikha mengenai hakekat agama yang benar.  Beberapa ayat dipakai Mikha menyatakan hakekat agama yang sejati. Karena ia adalah Allah.
         Dalam buku denis green (pengantar perjanjian lama) menuliskan pada abad ke 8 B.C.
·         Allah- Mikha menekankan sifat keadilan Tuhan, juga Tuhan menuntut keadlian dari umatnya,
·         Kehidupan social- mikha tidak mencela penyembahan berhala atau standar moral rendah seperti Amos dan Hosea, melainkan memusatkan perhatian pada ketidak adilan yang dijalankan terhadap rakyat umum. Dia memperingatkan orang yang merampas harta benda orang lain bahwa Tuhan pasti akan menghukum mereka.
·         Hukuman- Mikha menubuatkan bahwa Tuhan akan mengunakan bangsa asing untuk menghukum umatnya, demikian juga dengan, demikian juga dengan keruntuhan Yerusalem dan samaria, yang kata-katanya hamper sama dengan Amos, Hosea dan Yesaya.
·         Pengharapan- Mikha memberitakan suatu pemulihan pada masa yang akan datang. Mikha juga memberitakan kelahiran seorang Mesias di Betlehem yang akan melepaskan bangsa-bangsanya dari ketidak adilan, dan mempersatukan yang sisa-sisa  yang tersebar kemana-mana dan masih tinggal di Yerusalem. Mikhajuga mengajarkan keselamatan tidak diperoleh melalui persembahan korban atau upacara-upacara saka- dan mengajarkan bahwa keadilan, kesetiaan dan sikap rendah hati merupakan sifat-sifat orang yang sungguh berkenan kepada Tuhan.

v   KESIMPULAN
Isi dari kitab ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan tentang hukuman yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat kepada Allah dan tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari hukumannya. Kitab ini mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj orang yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah.


       [1]P.K. Pilon, Tafsir Kitab Mikha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983) 13.
       [2]http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Mikha
       [3]Dennis Green, Pembimbing kepada Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008) 198.
       [4]Sani Baturi, Ernest, & Freda Maxwell, Melihat Ke Dalam Perjanjian Lama (Bandung: Kalam Hidup, 1976)
           248).
       [5]Andrew E. Hill & John H. Walton,  Survei Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 1996) 648.
       [6]            , Sofware Virtual Alkitab.
       [7]Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, ( Malang : Gandum Mas, 2008 ) 199. 
       [8] J. Sidlow Baxter ,Mengenali Isi Alkitab, ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF, 1993 ) 390-391.

Rabu, 18 Juli 2012

Wahyu Khusus


PENDAHULUAN
            Banyak orang berpendapat bahwa Alkitab itu hanya sebuah buku sejarah dan dongeng belaka. Orang-orang yang belum percaya mengklaim bahwa hanya kitab mereka yang diwahyukan Allah secara langsung. Banyak teolog-teolog yang memperdebatkan tentang pewahyuan Alkitab. Ada beberapa golongan yang mengatakan Alkitab itu bahwa Alkitab berisi Firman Tuhan, yang lain mengatakan Alkitab sebagian Firman Tuhan.
            Orang Injili mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan. Hal ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan di antara kaum Injili, Liberal dan Neo-ortodoks. Kaum Injili mangakui bahwa Alkitab diinspirasikan Allah dan tidak ada kesalahan pada naskah aslinya (In errancy). Sedang kaum liberal mengatakan kalau Alkitab berisikan sebagian Firman Allah.
            Di jaman yang penuh kritik negatif terhadap Firman Tuhan, maka makalah ini ditulis dari beberapa sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Makalah ini banyak memiliki kekurangan dalam proses penyusunannya. Semoga dengan membaca makalah ini dapat menjadi berkat dan Segala kemulian bagi Kristus Yesus.
WAHYU KHUSUS
Kata wahyu diambil dari bahasa Yunani “apokalipsis” berarti penyingkapan atau dibukakan, jadi wahyu menunjukan bahwa Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada umat manusia.[1] Wahyu dapat dijelaskan bahwa sebagai tindakkan Allah, melalui Dia menyingkapkan dirinya atau mengkomunikasikan kebenaran kepada pikiran Allah sendiri menyatakan kekuasaannya kepada seluruh umat manusia melalui ciptaanNya. Wahyu khusus sendiri merupakan tindakan khusus dari pihak Allah, yang di perlukan manusia untuk dibebaskan dari dosa dan cacat celanya, terjadi dengan turun tangan Allah dalam sejarah bangsa manusia.[2]
Wahyu khusus merupakan suatu bentuk komunikasi verbal Allah kepada manusia.[3] Ketika berbicara tentang kenyataan bahwa Allah telah memilih untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui bentuk verbal, terpaksa berhubungan dengan suatu bahasa anthtropomorfis, dengan kata lain Allah berbicara dalam bahasa manusia.[4]
Wahyu khusus itupun akan memungkinkan manusia menangkap dengan jelas dan pasti dari isiWahyu umum, selain membuka baginya kemungkinan-kemungkinan baru melebihi apa yang dimiliki Wahyu umun.
Beberapa contoh kecil Wahyu khusus;
1.      Keselamatan bagi manusia,
2.      Membebaskan manusia dari dosa
3.      Allah mengutus Anak-Nya untuk menggenapi hukum taurat yang dulunya manusia selalu hidup menurut hukum taurat dan akan digenapi oleh Yesus Kristus.
         Maksud dan tujuan Wahyu khusus ini, memperkenalkan, menyatakan atau mewahyukan diri-Nya kepada manusia dengan tujuan mengubah pola pikir manusia untuk hidup Ilahi dalam persekutuan kasih yang terdapat antara iman kepercayaan manusia yang menyerahkan diri kepada Allah, supaya tujuan Wahyu terlaksana dengan sepenuhnya, supaya benar-benar terdapat persekutuan hidup antara Allah dan manusia.

INSPIRASI
Definisi Inspirasi
Inspirasi adalah tuntunan atau pengaruh supranatural dari Roh Allah dalam pikiran para penulis Alkitab.[5] Inspirasi dalam bahasa Inggris “inspiratio” sedang dalam bahasa Yunani “Theopneustos” yang berarti “dinafaskan atau dihembuskan Allah”.[6] Alkitab ditulis oleh banyak orang yang dipilih , sehingga tidak oleh Allah sesuai dengan kepribadian orang tersebut, tetapi masih di dalam pengawasan Allah. Penulisan Alkitab diawasi oleh Allah tidak ada kesalahan penulisan dalam bahasa aslinya.
Beberapa kata kunci dalam definisi tersebut adalah:
1.      Mengawasi, memberikan peluang adanya warna-warni hubungan antara Allah dengan para penulis, sehingga penulis dengan teliti menulisnya.
2.      Menyusun, para penulis bukanlah penulis steno yang pasif, tetapi sebagai penulis aktif yang mampu menyusun tulisanya sesuai dengan kejadian sebenarnya dan dengan tuntunan Allah sendiri.
3.      Tanpa keliru, penegasan Alkitab sendiri sebagai kebenaran ( Yoh. 17:17).
4.      Pengilhaman, hanya dikaitkan dengan tulisan aslinya bukan dengan salinan dan terjemahannya.
Kata Theopneustos dibagi menjadi dua bagian, yaitu: “Theos” dan “Pneustos”. Kata “Theos” adalah bahasa Yunani yang artinya “Allah”, jadi Allah yang bekerja di dalam setiap penulisan Alkitab. Sedangkan “Pneustos” adalah bahasa Yunani yang berarti “menafaskan” dalam bahasa latinnya “Inspiratio”. Bentuk verbal dalam bahasa Latinnya adalah “Inspirare” yang berarti “meniup ke dalam” (to breathe into).[7]
“Segala tulisan adalah diilhamkan Allah dan memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”(2 Tim. 3:16)
Eicthom, Werllhausen, Graf merumuskan suatu teori “hipotesa dokumenter” yang mengklaim bahwa Kitab Pentateukh (LimaKitabmusa) merupakan suatu himpunan dari setidak-tidaknya empat dokumen sumber (teori JEDP) mengantikan teori dua sumber dari Astruc (yakni: dokumen YHWH-istik dan Elohim-istik).[8] Beberapa pandangan mengenai pengilhaman, antara lain:
1.      Pandangan Liberal/ neo-liberal.
Pandangan ini dipelopori oleh Rudolf Bultmann. Pandangan ini menganggap aspek yang paling penting dari Alkitab adalah beritanya. Pandangan ini mencari inti kebenaran yang terkandung dalam Alkitab. Kristus lebih dianggap sebagai mitos daripada sebagai tokoh sejarah dalam Alkitab.
2.      Pandangan neo-Ortodoks.
Karl Barth dan hermeneutika Neo-Ortodoks menganggap Alkitab berisi firman Allah, tetapi Alkitab bukan benar-benar firman Allah. Pandangan ini menolak semua wahyu umum dan berpegang bahwa satu-satunya wahyu Allah yang benar adalah Kristus. Neo-Ortodoks menolak pentingnya berpegang pada kemutlakan kesejarahan Alkitab. Kepentingannya terletakpada pengalaman pribadi yang otentik tetang “Kristus”yang bersifat mistis daripada dalam perkataan-perkataan Alkitab.

3.      Pandangan Ortodoks.
Pandangan ini berlawanan dengan teori-teori Liberal, Neo-liberal, dan Neo-ortodoks. Pandangan ini bersifat historis dari exegese ortodoks dan Firman Allah adalah kebenaran yang absolut dan objektif. John Murray menyatakan:”otoritas Alkitab adalah satu fakta yang objektif dan permanen yang terletak pada kualitas inspirasi...............dua tiang iman yang sejati pada Alkitab sebagai Firman Allah adalah saksi yang objektif dan kesaksian yang bersifat internal.”[9]
Bentuk-Bentuk Pengilhaman[10]
Ada beberapa bentuk pengilhaman, antara lain:
1.      Pengilhaman Liris.
Dalam pengilhaman liris, kepribadian sekunder sangat menonjol. Pengilhaman liris biasanya bersifat puitis, hikmat, dan nubuat. Di dalam Mazmur dan bagian-bagian lain Alkitab yang sejenis, kita akan mendapatkan reaksi subjektif dari keseluruhan kaum tebusan terhadap tindakan-tindakan objektif dan subjektif dari penebusan.
2.      Pengilhaman Hikmat.
Sering terungkap dalam bentuk puisi, tetapi juga bisa dalam bentuk prosa. Pengilhaman ini berciri didaktis. Para penulis didaktis di Alkitab memberikan ungkapan bagi hikmat Allah. Ada kemiripan besar antara sastra hikmat di dalam Alkitab dan sastra hikmat dunia kafir. Sastra hikmat Alkitab didasarkan pada presuposisi akan Kepribadian kedua dari Trinitas sebagai Logos penciptaan dan Kristus sebagai Logos penebusan.RohKudus menggunakan para penulis sastra hikmat di Alkitab untuk memasukkan prinsip khusus ke dalam prinsip umum, dan kebertahapan yang digunakan Roh Kudus di dalam berkarya merupakan bukti dari tangan Sang Tabib Agung yang mengenal posisi kritis dari pasien-Nya.

3.      Pengilhaman Profetis.
Pengilhaman Alkitab yang bersifat Profetis, penulis sekunder sering kali lebih pasif dibandingkan dengan dalam pengilhaman liris dan hikmat. Di dalam semua bentuk pengilhaman, pribadi yang lebih tinggi, yaitu Pribadi dari atas, datang kepada dan berbicara melalui para penulis sekunder.  Dari sudut pandang lain bisa dilihat bahwa pengilhaman profetis merupakan pengilhaman epos dan bukan liris. Penulis-penulis epos tidak begitu banyak menunjukkan pribadi-pribadi mereka sendiri, tetapi lebih menggambarkan perguliran-perguliran peristiwa yang panoramis.
4.      Pengilhaman Kristus.
Pengilhaman Kristus berciri univokal karena diri-Nya sendiri adalah ilahi, tetapi tidak boleh sembarangan menyamakan kesadaran manusiawi Kristus dengan kesadaran ilahi-Nya. Kesadaran Yesus yang terbatas tidak memberikan oposisi, dalam bentuk kesalahan, terhadap karya Roh. Signifikansinya nubuat Yesus yang universal dan secara umum bersifat manusiawi tidaklah dicerminkan melalui suatu individualitas yang benar-benar dibatasi. Kristus adalah Sang Nabi, sumber dari nabi-nabi yang lainnya, dan Dia menerima hal yang orang lain letakkan di bagian pinggir prinsip khusus sebagai hal yang sentral dengn inspiratio unionis.



5.      Pengilhaman Para Rasul.
Pengilhaman Para Rasul bisa dipahami dengan paling baik jika mengingat:
a.       Roh Kudus sekarang dicurahkan atas gereja.
b.      Pengilhaman para rasul telah berhenti pada posisi dan pelayanan resmi mereka sebagai rasul.
c.       Inkarnasi Kristus pada saat ini merupakan fakta yang sudah tergenapi.
Karya Roh [di dalampara rasul] bisa sangat dibatasi kepada hal mengingatkan kembali, atau menjaga ingatan itu dari akibat-akibat dosa yang mengikisnya (Yoh. 14:26). Hanya ketika mengatakan tentang hal-hal yang akan terjadi, para rasul menerima penglihatan-penglihatan, atau ketika harus menjelaskan signifikansi fakta-fakta penebusan, para rasul akan dibimbing oleh Roh kepada kedalaman-kedalaman Allah (1 Kor. 2:10-12), tetapi untuk fakta-fakta penebusan, karya tersebut bisa dibatasi kepada mengingat kembali.
KESIMPULAN
Telah dijelaskan bahwa Alkitab diinspirasikan oleh Allah kepada para penulisnya. Alkitab tidak mengandung kesalahan dalam penulisan naskah aslinya, karena Allah sendiri yang mengawasi dan mengilhamkan langsung pada penulisannya, tetapi inspirasi tidak berlaku pada saat proses penyalinan maupun dalam proses penerjemahan Alkitab. Pada saat penulisan Alkitab, Allah tidak menghilangkan ciri khas dan latar belakang penulisnya.
Sehinggamasing-masing kitab memiliki ciri khas tersendiri, sesuai dengan kepribadian penulisnya. Allah tidak langsung mendiktekan kata-kata yang harus ditulis oleh penulis. Dengan demikian orang yang membaca Alkitab dapat mengerti tujuan dari penulisan kitab itu.


DAFTAR PUSTAKA
Ernes, Paul. The Moody Handbook of Theology: Buku Pegangan Teologi. Malang: Literatur
SAAT, 2010.

Lukito, Daniel Lukas.Pengantar Teologi Kristen 1.Bandung: Kalam Hidup.

Garrett,James Leo.Systematic Theology. Michigan: Grand Rapid, 1990
Purwanto,Eddy Peter.Firman kebenaran (Bibliologi). Tangerang: STT Injili Philadelphia,
         2006
Crampton,W.  Garry.Verbum Dei (Alkitab : Firman Allah). Surabaya: Momentum, 2008
Edgar, William. Ed, Cornelius Van Til (Pengantar Theologi Sistematik: Prolegomena dan
Doktrin Wahyu, Alkitab, dan Firman Allah). Surabaya: Momentum, 2010



[1] Paul Ernes, The Moody Handbook of Theology: Buku Pegangan Teologi, (Malang: Literatur SAAT, 2010) 188.
[2] Dr.Nico Syukur, Dister of m. Pengantar Teologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1991) 105
[3] W. Gary Crampton, Verbum Dei (Alkitab : Firman Allah), (Surabaya: Momentum, 2008) 38.
[4] ibid 39.
[5] Daniel Lukas Lukito, Pengantar Teologi Kristen 1, (Bandung, Kalam Hidup) 87.
[6] James Leo Garrett, Systematic Theology, (Michigan: Grand Rapid, 1990) 109.
[7] Eddy Peter Purwanto, Firman kebenaran (Bibliologi), (Tangerang: STT Injili Philadelphia, 2006) 14.
[8] W.  Garry Crampton, Verbum Dei (Alkitab : Firman Allah, (Surabaya: Momentum, 2008) 70.
[9] ibid. 72
[10] William Edgar. Ed, Cornelius Van Til (Pengantar Theologi Sistematik: Prolegomena dan Doktrin Wahyu, Alkitab, dan Firman Allah), (Surabaya: Momentum, 2010) 289.