Selasa, 31 Juli 2012

KITAB MIKHA


KITAB MIKHA
v   Penulisan (Petrus).
Menurut tradisi Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab. Rentang waktu penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan raja Hizkia.[1] Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya sedikit pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.[2]
Apabila Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM[3] dan merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi, ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.
v   Tema (Leni).
·      Hukuman dan keselamatan Mesias
Penjelasanya: dalam kitab ini menjelaskan bahwa Mikha bernubuat mengenai juruslamat itu ialah Kristus yang akan datang, menjadi seorang pemimpin dan seorang gembala. Kristus di lahirkan bagi orang-orang Israel dan Yehuda.
Mikha juga bernubuat mengenai penghukuman  kepada orang-orang yang tidak hidup takut akan Tuhan (Ul. 10: 12-13).[4]
·      Sang Pelepas
Penjelasan: Di dalam pasalnya 5:1-8 tidak disebut sebagai “Raja” tetapi sebagai “seorang yang akan memerintah”. Jadi Tuhan bermaksud untuk menyediakan seorang pelepas sesudah hukuman yang di perlukan terlaksana seluruhnya (5: 2). Mikha sedang membicarakan raja ideal dari keturunan Daud yang buasanya di sebut sebagai Mesias dan Mikha berbicara mengenai raja pelepas yang akan menjadi alat Tuhan untuk menyelamatkan Israel dari musuh-musuhnya. [5]
v   Latarbelakang (Ilvana).
Latarbelakang Kitab Mikha ini yaitu tentang keadaan zaman politik di kota-kota kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda. Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar 40 kilometer barat daya Yerusalem.[6] Dikatakan walaupun Mikha tinggal di luar kota, akan tetapi ia mengetahui tentang korupsi yang terjadi pada kedua kerejaan tersebut.  Oleh karena itu ia memperingatkan Samaria  ( ibu kota kerajaan Israel  ) dan Yerusalem ( ibu kota kerajaan  Yehuda ) bahwa Tuhan akan menghukum kejahatan yang sudah lama dilakukan di tempat-tempat itu ( 1:6 dst 4: 10 ) Mikha juga memperhatikan keadaan sosial pada waktu itu, dimana adanya penindasan yang dilakukan orang kaya kepada masyarakat umum ( 2:1-2 ; 6: 11-12 ), juga ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa yang seharusnya mempertahankan hukum dan kebenaran ( 3: 9-10 ), dan di bidang keagaman sudah terjadi kemerosotan yang benar ( 3: 11 ). [7]
Sedangkan Yesaya, rekannya di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional, Mikha adalah nabi pedesaan yang mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap. Ia berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan kejatuhan Israel dan ibu kotanya Samaria (Mi 1:6-7) dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu kotanya, Yerusalem (Mi 1:9-16; Mi 3:9-12).
Nabi Mikha adalah sahabat dari dari Nabi Yesaya, Yesaya mengatakan bahwa Nabi Mikha adalah Nabi yang terpercaya dan pahlawan kebenaran yang perkasa ( orang Moresyet ). Dalam tulisannya yang pendek nabi Mikha memberitahukan, bahwa ia bernubuat “ pada zaman Yotam, dan Ahaz, dan Hizkia raja Yehuda “. Yaitu berarti bahwa ia sezaman dengan Nabi Yesaya. Meskipun mereka sama-sama bekerja pada zaman pemerintahan ketiga raja Yehuda, yesaya bekerja lebih dulu dari pada Mikha, yaitu dimulai dari zaman Yuzia. “  Mikha “  berarti “ siapa yang sama dengan Yahweh ? “ ia mengakhiri bukunya dengan pernyataan kepada Allah “ siapakah Allah yang seperti engkau ? “. Ia adalah orang moresyet, suatu tempat kecil ditanah Yehuda, didekat Gad pada perbatasan dengan tanah Filistin. Ia adalah nabi kerajaan orang Yehuda,  yang menjadi pusat pekerjaan dan amanatnya adalah Yerusalem, walaupun kadang-kadang ia menyebut Samaria juga. [8]
v   Tujuan (Rosalia).
Beberapa pandangan mengenai tujuan dari kitab Mikha adalah:
·      Menurut wikipedia, tujuan kitab ini adalah mengungkapkan kebencian terhadap korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh Yerusalem dan para pemimpinnya. Nabi Mikha melihat kesalahan-kesalahan sosial yang terjadi dan merasa kasihan pada penderitaan orang-orang miskin.[9]
·      Menurut sabda tujuannya adalah Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1). Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan mereka yang menyolok. Jadi, kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.[10]
·      Pesan dari Kitab Mikha adalah campuran kompleks penghakiman dan harapan. Di satu sisi, nubuat mengumumkan penghakiman atas Israel karena kejahatan sosial, kepemimpinan yang korup dan penyembahan berhala. Penilaian ini diharapkan akan berujung pada kehancuran Samaria dan Yerusalem. Di sisi lain, buku ini menyatakan bukan hanya pemulihan bangsa, tetapi transformasi dan peninggian Israel dan Yerusalem. Pesan-pesan harapan dan kehancuran tidak selalu bertentangan, namun, karena pemulihan dan transformasi terjadi hanya setelah penghakiman.[11]
·      Tujuan Mikha secara tertulis adalah untuk menunjukkan bahwa produk Yehuda diperlukan hubungan perjanjian kepada Tuhan adalah menjadi keadilan dan kekudusan. Fokus pada keadilan Tuhan adalah untuk mengingatkan orang bahwa Allah akan menghakimi mereka karena dosa mereka dan ketidaktaatan (bab 1-3) tetapi dia akhirnya akan mendirikan sebuah kerajaan yang raja akan memerintah menurut kebenaran (bab 4-5). Dia meyakinkan Israel dan Yehuda dari dosa mereka (dalam gugatan 6-7) dan kalimat mereka untuk penilaian.[12]
·      Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, Maksud dan tujuan Mikha menulis kitab ini adalah teguran, agar setiap orang dan khususnya umat pilihan Allah sadar akan setiap konsekuensi yang harus ditanggung akibat dari dosa yaitu hukuman dari Allah. Walaupun Allah telah menghukum umat pilihan-Nya namun Allah juga menyediakan pembebas bagi mereka, janji keselamatan, penolong yaitu Yesus ( dalam nubuatnya di pasal 5:1) yang berpusat pada kedatangan Mesias.
v   Ajaran (Putra).
Dalam buku menggali isi Alkitab, Tidak banyak yang dapat diketahui buku ini tentang Mikha, kecuali dari singkatan khotbahnya, tapi yang jelas Mikha adalah nabi di kerajan Yehuda. Pasal 1-3 memberitakan suatu ancaman karena dosa, pasal 4-5 berisi kabar sukacita, yakni berkat yang akan dianugrahkan kepada bangsa Israel kelak. Pasal 6-7 berisi nasehat-nasehat yang mendorong supaya bertobat.
Berarti, kita dapat memperoleh urutan amanat yang jawabanya logis,
1.       Amanat hukuman yang mengancam
2.       Janji pemberkatan defenitif
3.       Nasihat supaya bertobat sekarang juga.
Setiap masing-masing khotbah nya dimulai dengan perkataan “dengarlah”.
-          Perhatikanlah cara Tuhan menghadapi bangsa Ibrani. Mikha hanya menunjukan kata-katanya kepada penduduk; suatu wilayah yang tidak lebih besar dari pulau Timor (daerah kupang),. Tapi, dalam psl 1:2dan6:1,2 ia menyuruh segala bangsa, segala gunung, dan segala bukit, supaya semua mendengarkannya “dalam alkitab gunung dan bukit menjadi kerajan”. Nabi Mikha sadar bahwa bangsanya telah mengikat perjanjian dengan Tuhan, sehingga cara Tuhan memerintah bangsa itu boleh dijadikan teladan bagi semua bangsa dan segala abad, apabila Israel tetap setia. Ini merupakan peringatan yang baik sekali bagi segala bangsa dewasa ini.
-          Pemerintah yang palsu dan pemerintah yang benar di dalam Kristus. Tuhan menganugrahkan kekuasaan kepada [emerintah di dunia. Fakta ini jelas dilihat Mikha dalam perlakuan Tuhan terhadap bangsa-bangsa, maka ia menunjukan perkataanya kepada penghulu, imam-imam dan nabi-nabi, selaku orang yang diserahkan kewibawaan oleh Tuhan. Tanggung jawab mereka tidak terhingga besarnya. Pada pasal 3 Mikha mengecam keras pemerintah palsu, sedang dalam pasal 5 ia memuji pemerintah yang benar yang akan datang. Kristus itulah pemerintah yang sejati. Mikha menyelidiki bahwa pangkal susahnya masyarakat karena pemerintah yang korupsi. Semoga hal ini di camkan benar-benar oleh semua pemerintah dewasa ini!
-          Keterangan nabi Mikha mengenai hakekat agama yang benar.  Beberapa ayat dipakai Mikha menyatakan hakekat agama yang sejati. Karena ia adalah Allah.
         Dalam buku denis green (pengantar perjanjian lama) menuliskan pada abad ke 8 B.C.
·         Allah- Mikha menekankan sifat keadilan Tuhan, juga Tuhan menuntut keadlian dari umatnya,
·         Kehidupan social- mikha tidak mencela penyembahan berhala atau standar moral rendah seperti Amos dan Hosea, melainkan memusatkan perhatian pada ketidak adilan yang dijalankan terhadap rakyat umum. Dia memperingatkan orang yang merampas harta benda orang lain bahwa Tuhan pasti akan menghukum mereka.
·         Hukuman- Mikha menubuatkan bahwa Tuhan akan mengunakan bangsa asing untuk menghukum umatnya, demikian juga dengan, demikian juga dengan keruntuhan Yerusalem dan samaria, yang kata-katanya hamper sama dengan Amos, Hosea dan Yesaya.
·         Pengharapan- Mikha memberitakan suatu pemulihan pada masa yang akan datang. Mikha juga memberitakan kelahiran seorang Mesias di Betlehem yang akan melepaskan bangsa-bangsanya dari ketidak adilan, dan mempersatukan yang sisa-sisa  yang tersebar kemana-mana dan masih tinggal di Yerusalem. Mikhajuga mengajarkan keselamatan tidak diperoleh melalui persembahan korban atau upacara-upacara saka- dan mengajarkan bahwa keadilan, kesetiaan dan sikap rendah hati merupakan sifat-sifat orang yang sungguh berkenan kepada Tuhan.

v   KESIMPULAN
Isi dari kitab ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan tentang hukuman yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat kepada Allah dan tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari hukumannya. Kitab ini mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj orang yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah.


       [1]P.K. Pilon, Tafsir Kitab Mikha, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983) 13.
       [2]http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Mikha
       [3]Dennis Green, Pembimbing kepada Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008) 198.
       [4]Sani Baturi, Ernest, & Freda Maxwell, Melihat Ke Dalam Perjanjian Lama (Bandung: Kalam Hidup, 1976)
           248).
       [5]Andrew E. Hill & John H. Walton,  Survei Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 1996) 648.
       [6]            , Sofware Virtual Alkitab.
       [7]Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, ( Malang : Gandum Mas, 2008 ) 199. 
       [8] J. Sidlow Baxter ,Mengenali Isi Alkitab, ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF, 1993 ) 390-391.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar