KITAB MIKHA
v
Penulisan (Petrus).
Menurut
tradisi Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab.
Rentang waktu penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan
raja Hizkia.[1]
Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya
sedikit pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha
menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha
menulis sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan
dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha
menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan
bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.[2]
Apabila
Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan
Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar
50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang
periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM[3] dan
merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi,
ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia
memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan
dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.
v
Tema (Leni).
· Hukuman dan keselamatan Mesias
Penjelasanya: dalam kitab ini menjelaskan
bahwa Mikha bernubuat mengenai juruslamat itu ialah Kristus yang akan datang,
menjadi seorang pemimpin dan seorang gembala. Kristus di lahirkan bagi
orang-orang Israel dan Yehuda.
Mikha
juga bernubuat mengenai penghukuman
kepada orang-orang yang tidak hidup takut akan Tuhan (Ul. 10: 12-13).[4]
· Sang Pelepas
Penjelasan: Di dalam pasalnya 5:1-8 tidak
disebut sebagai “Raja” tetapi sebagai “seorang yang akan memerintah”. Jadi
Tuhan bermaksud untuk menyediakan seorang pelepas sesudah hukuman yang di
perlukan terlaksana seluruhnya (5: 2). Mikha sedang membicarakan raja ideal
dari keturunan Daud yang buasanya di sebut sebagai Mesias dan Mikha berbicara
mengenai raja pelepas yang akan menjadi alat Tuhan untuk menyelamatkan Israel
dari musuh-musuhnya. [5]
v
Latarbelakang (Ilvana).
Latarbelakang
Kitab Mikha ini yaitu tentang keadaan zaman politik di kota-kota kerajaan
Israel dan kerajaan Yehuda. Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat
(Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar
40 kilometer barat daya Yerusalem.[6]
Dikatakan walaupun Mikha tinggal di luar kota, akan tetapi ia mengetahui
tentang korupsi yang terjadi pada kedua kerejaan tersebut. Oleh karena itu ia memperingatkan
Samaria ( ibu kota kerajaan Israel ) dan Yerusalem ( ibu kota kerajaan Yehuda ) bahwa Tuhan akan menghukum kejahatan
yang sudah lama dilakukan di tempat-tempat itu ( 1:6 dst 4: 10 ) Mikha juga
memperhatikan keadaan sosial pada waktu itu, dimana adanya penindasan yang
dilakukan orang kaya kepada masyarakat umum ( 2:1-2 ; 6: 11-12 ), juga
ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa yang seharusnya
mempertahankan hukum dan kebenaran ( 3: 9-10 ), dan di bidang keagaman sudah
terjadi kemerosotan yang benar ( 3: 11 ). [7]
Sedangkan Yesaya, rekannya
di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional, Mikha
adalah nabi pedesaan yang mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi
palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang
kena suap. Ia berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para
petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan
berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan
pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan kejatuhan
Israel dan ibu kotanya Samaria (Mi 1:6-7) dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu
kotanya, Yerusalem (Mi 1:9-16; Mi 3:9-12).
Nabi
Mikha adalah sahabat dari dari Nabi Yesaya, Yesaya mengatakan bahwa Nabi Mikha
adalah Nabi yang terpercaya dan pahlawan kebenaran yang perkasa ( orang
Moresyet ). Dalam tulisannya yang pendek nabi Mikha memberitahukan, bahwa ia
bernubuat “ pada zaman Yotam, dan Ahaz, dan Hizkia raja Yehuda “. Yaitu berarti
bahwa ia sezaman dengan Nabi Yesaya. Meskipun mereka sama-sama bekerja pada
zaman pemerintahan ketiga raja Yehuda, yesaya bekerja lebih dulu dari pada
Mikha, yaitu dimulai dari zaman Yuzia. “
Mikha “ berarti “ siapa yang sama
dengan Yahweh ? “ ia mengakhiri bukunya dengan pernyataan kepada Allah “
siapakah Allah yang seperti engkau ? “. Ia adalah orang moresyet, suatu tempat
kecil ditanah Yehuda, didekat Gad pada perbatasan dengan tanah Filistin. Ia
adalah nabi kerajaan orang Yehuda, yang
menjadi pusat pekerjaan dan amanatnya adalah Yerusalem, walaupun kadang-kadang
ia menyebut Samaria juga. [8]
v
Tujuan (Rosalia).
Beberapa pandangan mengenai tujuan dari
kitab Mikha adalah:
· Menurut wikipedia, tujuan kitab ini adalah
mengungkapkan kebencian terhadap korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh
Yerusalem dan para pemimpinnya. Nabi Mikha melihat kesalahan-kesalahan sosial
yang terjadi dan merasa kasihan pada penderitaan orang-orang miskin.[9]
· Menurut sabda tujuannya adalah Mikha
menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut
dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah
mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1). Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan
Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa kebinasaan
yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan
mereka yang menyolok. Jadi, kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang
serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa
itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL
tentang Mesias yang akan datang.[10]
· Pesan dari Kitab Mikha adalah campuran
kompleks penghakiman dan harapan. Di satu sisi, nubuat mengumumkan penghakiman
atas Israel karena kejahatan sosial, kepemimpinan yang korup dan penyembahan
berhala. Penilaian ini diharapkan akan berujung pada kehancuran Samaria dan
Yerusalem. Di sisi lain, buku ini menyatakan bukan hanya pemulihan bangsa,
tetapi transformasi dan peninggian Israel dan Yerusalem. Pesan-pesan harapan
dan kehancuran tidak selalu bertentangan, namun, karena pemulihan dan
transformasi terjadi hanya setelah penghakiman.[11]
· Tujuan Mikha secara tertulis adalah untuk
menunjukkan bahwa produk Yehuda diperlukan hubungan perjanjian kepada Tuhan
adalah menjadi keadilan dan kekudusan. Fokus pada keadilan Tuhan adalah untuk
mengingatkan orang bahwa Allah akan menghakimi mereka karena dosa mereka dan
ketidaktaatan (bab 1-3) tetapi dia akhirnya akan mendirikan sebuah kerajaan
yang raja akan memerintah menurut kebenaran (bab 4-5). Dia meyakinkan Israel
dan Yehuda dari dosa mereka (dalam gugatan 6-7) dan kalimat mereka untuk
penilaian.[12]
· Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa, Maksud dan tujuan Mikha menulis kitab ini adalah teguran,
agar setiap orang dan khususnya umat pilihan Allah sadar akan setiap
konsekuensi yang harus ditanggung akibat dari dosa yaitu hukuman dari Allah.
Walaupun Allah telah menghukum umat pilihan-Nya namun Allah juga menyediakan
pembebas bagi mereka, janji keselamatan, penolong yaitu Yesus ( dalam nubuatnya
di pasal 5:1) yang berpusat pada kedatangan Mesias.
v
Ajaran (Putra).
Dalam
buku menggali isi Alkitab, Tidak banyak yang dapat diketahui buku ini tentang
Mikha, kecuali dari singkatan khotbahnya, tapi yang jelas Mikha adalah nabi di
kerajan Yehuda. Pasal 1-3 memberitakan suatu ancaman karena dosa, pasal 4-5
berisi kabar sukacita, yakni berkat yang akan dianugrahkan kepada bangsa Israel
kelak. Pasal 6-7 berisi nasehat-nasehat yang mendorong supaya bertobat.
Berarti,
kita dapat memperoleh urutan amanat yang jawabanya logis,
1.
Amanat hukuman yang
mengancam
2.
Janji pemberkatan
defenitif
3.
Nasihat supaya
bertobat sekarang juga.
Setiap
masing-masing khotbah nya dimulai dengan perkataan “dengarlah”.
-
Perhatikanlah cara
Tuhan menghadapi bangsa Ibrani. Mikha hanya menunjukan kata-katanya kepada
penduduk; suatu wilayah yang tidak lebih besar dari pulau Timor (daerah
kupang),. Tapi, dalam psl 1:2dan6:1,2 ia menyuruh segala bangsa, segala gunung,
dan segala bukit, supaya semua mendengarkannya “dalam alkitab gunung dan bukit
menjadi kerajan”. Nabi Mikha sadar bahwa bangsanya telah mengikat perjanjian
dengan Tuhan, sehingga cara Tuhan memerintah bangsa itu boleh dijadikan teladan
bagi semua bangsa dan segala abad, apabila Israel tetap setia. Ini merupakan
peringatan yang baik sekali bagi segala bangsa dewasa ini.
-
Pemerintah yang palsu dan pemerintah yang benar di dalam Kristus. Tuhan
menganugrahkan kekuasaan kepada [emerintah di dunia. Fakta ini jelas dilihat
Mikha dalam perlakuan Tuhan terhadap bangsa-bangsa, maka ia menunjukan
perkataanya kepada penghulu, imam-imam dan nabi-nabi, selaku orang yang
diserahkan kewibawaan oleh Tuhan. Tanggung jawab mereka tidak terhingga
besarnya. Pada pasal 3 Mikha mengecam keras pemerintah palsu, sedang dalam
pasal 5 ia memuji pemerintah yang benar yang akan datang. Kristus itulah
pemerintah yang sejati. Mikha menyelidiki bahwa pangkal susahnya masyarakat
karena pemerintah yang korupsi. Semoga hal ini di camkan benar-benar oleh semua
pemerintah dewasa ini!
-
Keterangan
nabi Mikha mengenai hakekat agama yang benar.
Beberapa ayat dipakai Mikha menyatakan hakekat agama yang sejati. Karena
ia adalah Allah.
Dalam
buku denis green (pengantar perjanjian lama) menuliskan pada abad ke 8 B.C.
·
Allah- Mikha menekankan sifat keadilan Tuhan, juga Tuhan menuntut keadlian
dari umatnya,
·
Kehidupan social- mikha tidak mencela penyembahan berhala atau standar moral rendah
seperti Amos dan Hosea, melainkan memusatkan perhatian pada ketidak adilan yang
dijalankan terhadap rakyat umum. Dia memperingatkan orang yang merampas harta
benda orang lain bahwa Tuhan pasti akan menghukum mereka.
·
Hukuman- Mikha menubuatkan bahwa Tuhan akan mengunakan bangsa asing untuk
menghukum umatnya, demikian juga dengan, demikian juga dengan keruntuhan
Yerusalem dan samaria, yang kata-katanya hamper sama dengan Amos, Hosea dan
Yesaya.
·
Pengharapan- Mikha memberitakan suatu pemulihan pada masa yang akan datang. Mikha
juga memberitakan kelahiran seorang Mesias di Betlehem yang akan melepaskan
bangsa-bangsanya dari ketidak adilan, dan mempersatukan yang sisa-sisa yang tersebar kemana-mana dan masih tinggal
di Yerusalem. Mikhajuga mengajarkan keselamatan tidak diperoleh melalui
persembahan korban atau upacara-upacara saka- dan mengajarkan bahwa keadilan,
kesetiaan dan sikap rendah hati merupakan sifat-sifat orang yang sungguh
berkenan kepada Tuhan.
v KESIMPULAN
Isi
dari kitab ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan
tentang hukuman yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat
kepada Allah dan tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan
Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari hukumannya. Kitab ini
mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman
bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj
orang yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan
keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah.