BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kehidupan umat manusia tidak pernah terlepas dari
pemeliharaan atau providensia Allah. Orang yang mengaku percaya kepada Allah
pastinya selalu berada dalam pemeliharaan Allah. Di mana seseorang masih dapat
menjalani kehidupan di dunia ini berarti bahwa ada satu pribadi yang sedang
memelihara kehidupannya. Ada campur tangan Allah dalam kehidupan umat yang
percaya kepada Allah. Orang Kristen yang mengakui bahwa kehidupannya dipelihara
oleh Allah, maka akan sungguh-sungguh menyerahkan totalitas kehidupannya untuk
melakukan kehendak-Nya, dan harus sungguh-sungguh mengandalkan Allah,
mendahulukan Allah dan seluruh aspek kehidupannya. Pada umumnya dikenal
dikalangan orang yang mempercayai bahwa Allah itu ada dan yang memelihara
kehidupannya, percaya bahwa apa pun yang dialami ada dalam pemeliharaan Allah
dan Allah mempunyai rencana yang indah dalam setiap peristiwa kehidupannya dan
tidak pernah lepas dalam campur tangan Allah. Tangan Allah yang kuat selalu
memelihara umat-Nya.
B. Rumusan
Masalah
Ketika berbicara tentang pemeliharaan Allah, setiap
orang memiliki pandangan dan pengalaman yang berbeda dalam kehidupannya
masing-masing sehingga seringkali ketika mengalami masalah dalam kehidupannya
menganggap bahwa Allah tidak lagi memelihara, Allah tidak lagi malindungi,
Allah jauh dari kehidupannya dan seringkali hal itu membuat orang untuk
mengambil keputusan yang salah.
Tujuan
Paper
ini bertujuan untuk membahas providensia Allah dalam kehidupan semua manusia,
secara khusus orang yang percaya supaya dapat
mengetahui dengan benar bahwa dalam situasi apa pun Allah selalu memelihara
kehidupan umat percaya.
BAB II
PROVIDENSI
Mengenal
providensi atau pemeliharaan Allah sangatlah penting dalam kehidupan iman
Kristen. Doktrin reformed mempecayai tentang providensi Allah ini, tidak ada
satu pun orang reformed yang sejati tidak mempercayai doktrin providensi ini.
Doktrin ini sangat penting bagi orang percaya, Calvin menuliskan betapa
pentingnya doktrin ini:[1]
1. Ignorance
of Providence is the ultimate of all miseries; the highest blessednesslies in
the knowledge of it (Ketidaktahuan tentang Providensia adalah asal mula semua
kesengsaraan; berkat yang terbesar terletak dalam pengenalan tentang
providensia).
2. Nothing
is more profitable than the knowledge of this doctrine (Tidak ada yang lebih
berguna dari pada pengenalan tentang doktrin ini).
Pengertian
Providensi
berasal dari bahasa latin “providential”. Asalnya pengertian itu ialah kata
kerja latin “providere”, yang berarti memandang ke depan, melihat terlebih
dahulu terjadinya sesuatu dan sebab itu juga terlebih dahulu mengambil
tindakan-tindakan, terlebih dahulu menyelenggarakan atau menyediakan sesuatu[2].
Providensia tidak dapat disamakan dengan takdir Allah.[3]Dalam
kamus arti providensia adalah “pemeliharaan baik”, sedang dalam teologi
providensia lebih dari sekedar pemeliharaan baik, tetapi providensia adalah pelaksanaan
yang tidak mungkin gagal dari rencana Allah atau pemerintahan (pengaturan)
terhadap segala sesuatu sehingga rencana Allah terlaksana.[4]
Providensi
Allah tidak mungkin gagal. Rencana Allah sudah ada atau rencana Allah sejak
semula (2 Raja-raja 19:25, Maz. 139:16) dan rencana Allah tidak mungkin berubah
atau gagal (Bil. 23:19, 1 Sam. 15:29, Maz. 33:11).[5]
Orang Arminian percaya bahwa renacana Allah bisa mengubah RencanaNya, dan
percaya bahwa Rencana Allah bisa gagal. Hal ini merupakan suatu penghinaan bagi
Allah karena menyamakan Allah dengan manusia, yang sering mengubah rencanannya
dan gagal dalam mencapai rencananya itu. Alasan mengapa Allah tidak pernah
gagal dalam rencanaNya adalah:[6]
1. Kemahatahuan
Allah. Pada waktu Allah rencanaka , bukankah Dia sudah tahu apakah rencanaNya
akan gagal atau berhasil?
2. Kemahabijaksanaan
Allah. Kebijaksanaan Allah menyebabkan Ia pasti mambuat rencana yang terbaik.
3. Kemahakuasaan
Allah. Allah yang Maha kuasa tidak mungkin gagal mencapai RencanaNya atau
terpaksa mengubah RencanaNya.
4. Kedaulatan
Allah. Allah tidak mungkin mengubah RencanaNya, karena perubahan rencana
membuat Allah tergantung pada situasi dan kondisi.
Kalau
manusia membuat rencana, maka manusia membuatnya secara bertahap. Manusia
membutuhkan penambahan pengetahuan untuk bisa membuat rencana lanjutan. Tetapi
rencana Allah yang maha tahu dan maha bijaksana , merencanakan seluruh
rencananya dari semula.
Sejak
semula para teolog menegaskan bahwa Allah memelihara dan memerintah dunia. Akan
tetapi pengertian ini tidak selalu mengandung makna yang absulot tentang
peraturan Allah akan segala sesuatu. Sejarah mengenai providensi mengikuti
sejarah dari doktrin predestinasi. Agustinus[8]
menekankan kenyataan bahwa segala sesuatu dipelihara dan diperintah oleh
kehendak Allah yang berdaulat, bijaksana dan bermaksud baik. Tidak ada satu
konsilipun yang membahas tentang doktrin ini, namun tidak berarti bahwa dotrin
providensi tidak ada pendapat yang menentangnya. Semipelagianisme[9] membatasi
providensi pada kehidupan alamiah dan menyingkirkan providensi dalam kehidupan
etis.
Kelompok
Skolastik[10]
menganggap perlindungan Allah sebagai kesinambungan dari tindakkan
penciptaanNya. Para reformator secara keseluruhan menerima doktrin dari
Agustinus tentang providensi ilahi, walaupun masih sedikit perbedaan dalam
rinciannya. Sedang,Arinian membatasi providensi Allah dengan cara menekankan
kekuasaan yang tidak terikat yang tidak dimiliki oleh manusia untuk memulai
tindakkan dan dengan demikian mengatur hidupnya sendiri.
B. Pandangan Tentang
Providensi.
Providensi
didefinisikan sebagai “Tindakkan yang terus menerus berlangsung dari kekuatan
ilahi dimana sang Pencipta melidungi semua makhlukNya, yangbertindak dalam
segala yang terjadi di dalam dunia, dan mengarahkan segala sesuatu pada tujuan
akhir yang telah ditunjuk”. Dalam definisi providensi terdapat tiga elemen di
dalamnya yaitu: perlindungan, kerjasama(ada bersama-sama), dan pemerintahan.
Calvin
hanya membicarakan dua elemen, yaitu perlindungan dan pemerintahan. Sedang,
Bavink lebih menutamakan elemen ada bersama-sama, dalam usaha untuk menahan
bahaya dari Deisme dan Panteisme. Meskipun perlindungan mengacu kepada keberadaan, ada bersama-sama mnegacu
kepada tindakkan, dan pemerintahan
mengacu kepada pimpinan
terhadapsegala sesuatu, tidak boleh dipahami dalam pengertian yang eksklusif.
Paham
Teisme menekankan dua perbedaan antara penciptaan dan providensi, yaitu: (a) pencipataan
adalah tindakkan menjadikan ada semua yang belum pernah ada, sedangkan
providensi melanjutkan atau menyebabkan terus berlanjutnya apa yang telah
dijadikan ada tersebut. (b) dalam penciptaan tidak akan pernah ada kerja sama
antara makhluk ciptaan dengan sang pencipta, tetapi dalam providensi ada
kebersamaan antara Pencipta dan ciptaan. Providensi sendiri dibagi menjadi dua,
yaitu: providensi umum dan providensi khusus. Providensi umum adalah pengaturan
Allah atas seluruh alam semesta sebagai satu kesatuan, sedang providensi khusus
adalah pemeliharaan Allah dari setiap bagian alam semesta dalam hubungan dengan
keseluruhan. Selain itu providensi khusus sering diartikan sebagai penggabungan
istimewa dalam susunan peristiwa-peristiwa, seperti dalam jawaban dalam doa,
dalam kelepasan dalam persoalan, dan dalam semua contoh di mana anugerah dan pertolongan
datang dalam keadaan yang amat kritis.
Bukti-Bukti Ajaran
Tindakkan Pemeliharaan.[11]
1. Sifat Allah dan Alam
Semesta.
Allah
bukanlah sekedar oknum yang berkepribadian, tidak terbatas kebijaksanaan,
kemuran dan kuasa-Nya. Manusia mengharapkan Allah itu sebagai:
a.
Sebagai Allah yang
berkepribadian, bijaksana dan bertindak secara rasional.
b.
Sebagai Allah yang baik
dan menaruh perhatian terhadap kesejahteraan ciptaan-Nya.
c.
Sebagai yang Mahakuasa,
dipercayai mampu melaksanakan segala sesuatu yang direncanakan-Nya.
Sebagai
bukti praktis dari kepercayaan bahwa Allah menjalankan pemerintahan yang
berdaulat atas ciptaan-Nya dengan melihat bahwa alam semesta menunjukkan adanya
kecerdasan dan pengawasan, sekalipun kecerdasan itutidak terdapat di dalam zat
itu. Melalui alam semesta sendiri membuktikan pemerintahan Allah yang berdaulat
atasnya.
2. Ajaran Alkitab.
Alkitab
lebih banyak berbicara tentang pekerjaan Allah dalam pemeliharaan ciptaan-nya
daripada tentang pekerjaan Allah dalam penciptaan-nya. Banyak ayat yang menyatakan
Allah menjalankan pemerintahan yang berdaulat atas segenap alam semesta.
·
Allah berkuasa atas
alam semesta.
Allah memakai
unsur-unsur yang baik[12]
untuk menunjukkan kebaikan dan kasih-Nya, dan memakai unsur-unsur penghancur
sebagai alat untuk melaksanakan disiplin dan hukuman.
·
Allah berkuasa atas
tanaman dan hewan.
Setiap ciptaan berada
ditangan Allah, Allah memelihara dan mengawasi semua tanaman dan hewan (Yun.
4:6)
·
Allah berkuasa atas
bangsa-bangsa di muka bumi.(Mzm 22:29)
·
Allah berkuasa atas
seluruh hidup manusia.
Allah berkuasa atas
manusia meliputi:
a. Allah
berkuasa atas kelahiran, karier dan kematian manusia. Disadari atau tidak Allah
menyediakan semua kebutuhan manusia dan menentukan saat dan cara seseorang
meninggal dunia.
b. Allah
berkuasa atas keberhasilan dan kegagalan manusia.
c. Allah
berkuasa atas keadaan-keadaan yang paling sepele.
d. Allah
berkuasa atas semua kebutuhan umatNya.
e. Allah
berkuasa atas nasib orang-orang yang diselamatkan dan tidak diselamatkan. Ia
akan menuntun orang percaya sepanjang hidupnyahingga mencapai kemuliaan.
f. Allah
berkuasa atas tindakkan-tindakkan bebas manusia.
Jika
Allah berkuasa atas segala hal, akan timbul dalam pikiran manusia apakah
hubungan Allah dengan dosa manusia? Ada beberapa jawaban untuk menjawab
pertanyaan ini:[13]
1. Seringkali
Allah menahan manusia untuk melakukan dosa yang ingin dilakukannya. Tindakkan
ini sering disebut dengan “pemeliharaan yang mencegah”.
2. Allah
kadang-kadang tidak secara aktif menahan orang untuk berbuat dosa, tetapi
membiarkan dosa itu terjadi. Tindakkan ini disebut dengan “pemeliharaan yang
mengizinkan”.
3. Allah
memakai pemeliharaan yang mengarahkan. Allah membiarkan kejahatan terjadi,
tetapi Ia mengarahkannya. Contoh: dalam yohanes 13:27 “apa yang hendak kau
perbuat, perbuatlah dengan segera”.
4. Allah
dengan memakai pemeliharaan yang membatasi, menetapkan batas-batas yang tidak
dapat dilampaui oleh kejahatan dan akibat-akibatnya.
Tujuan Tindakkan
Pemeliharaan Allah.
Allah
memerintah dunia dengan maksud untuk membahagiakan makhluk ciptaan-Nya. Allah
juga memerintah dunia dengan tujuan untuk mengembangkan mental dan moral umat
manusia. Memeng pendidikan umat manusia itu ada, tetapi pendidikan tersebut
tidak menyelamatkan. Pengembangan mental dan moral dapat dilihat dari berbagai
cara perkembangan sejarah gereja Kristen, seprti meninggikan derajat wanita,
penghapusan perbudakan, pemberian kebebasan berkomunikasi dan pengangkutan,
dsb.
Allah
memerintah dunia dengan tujuan untuk menyelamatkan dan mempersiapkan suatu umat
milik-Nya sendiri. Penjelmaan Allah di dalam Kritus, kematian Kristus yang
mendamaikan, karunia dan kedatangan Roh Kudus, penulisan dan pemeliharaan Kitab
Suci, semuanya itu dimaksudkan untuk menyelamatkan dan mempersiapkan suatu umat
kepunyaan-Nya sendiri. Tindakkan pemeliharaan diarahakn untuk menjadikan
dan memelihara orang-orang kudus. Tujuan
Allah memerintah ialah kemuliaannya sendiri.
Allah
memerintah dengan tujuan menunjukkan kesempurnaan-kesempurnaan-Nya: kesucian
dan keadilan-Nya, kuasa-Nya, hikmat-Nya, kasih-Nya, dan kebenaran-Nya. Tindakan
pemeliharaan diarahkan untuk menyatakan sifat-sifat Allah itu. Kekudusan dan
keadila-Nya ditunjukkan dalam kebencian dan perlawanan-Nya terhadap dosa,
kekuasaan-Nya ditunjukkan dalam karya penciptaan-Nya, sedang pemeliharaan dan
penebusan-Nya ditujukan ketika Allah menyediakan keselamatan dengan jalan
mengaruniakan Anak-Nya.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Budi
Asali, Doktrin Allah (Teologi).
Niftrik,
G.C. Van, Dogmatika Masa Kini, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1995.
Berkhof,
Louis, Systematic Theology, Michigan:
Grand Rapids, 1984.
,
Teologi Sistematika (Doktrin Allah),
Surabaya: Momentum, 2010.
Thiessen,
Henry C., Teologi Sistematika, Malang:
Gandum Mas, 188.
Calvin,
Yohanes, Institutio, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009.
[8]Alkitab
lebih banyak berbicara tentang pekerjaan Allah dalam pemeliharaan ciptaan-nya
daripada tentang pekerjaan Allah dalam penciptaan-nya. Banyak ayat yang menyatakan
Allah menjalankan pemerintahan yang berdaulat atas segenap alam semesta. http://id.wikipedia.org/wiki/Agustinus_dari_Hippo
[9]semipelagianisme
adalah pahm yang tidak memihak antara Agustinus dan Pelagius. Pelagius
(sekitar 354- sekitar 420/440) adalah seorang biarwan asketik dan pembaru yang
menolak doktrin tentang Dosa turunan dari Adam dan dinyatakan sebagai penyesat
oleh Gereja. http://id.wikipedia.org/wiki/Pelagius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar